Pengaruh Iklim terhadap Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok
Hewan mamalia dan burung bersifat homeotermik, artinya suhu tubuhnya selalu konstan, yang berkisar antara 36 � 42 oC. Oleh sebab itu apabila tubuh menghasilkan energi bentuk panas, maka panas tersebut harus dikeluarkan. Proses pengeluaran panas tubuh tergantung dari perbedaan suhu tubuh dengan suhu lingkungannya.
Pada umumnya untuk memelihara suhu tubuhnya hewan sangat terpengaruh oleh lingkungan. Sebagai contoh babi kondisi basal dan dipelihara pada suhu 25oC, dipuasakan dan kondisi istirahat maka jika suhu udaranya diturunkan secara bertahap babi akan kehilangan panas lebih cepat sampai ketingkat suhu tubuh yang terendah. Babi dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan produksi panas (PP) tubuh melalui aktivitas otot dan menggigil. Temperatur kritis adalah temperature yang rendah dimana produksi panas mulai meningkat (pada suhu 20oC). Pada babi yang puasa, produksi panas juga dihasilkan untuk memelihara suhu tubuhnya dan lebih rendah dibandingkan babi yang diberi makan, hal ini disebabkan karena adanya HI dari proses pencernaan dan metabolisme pakan dari babi. Pada suhu di bawah 20oC, babi memerlukan konsumsi energi lebih tinggi untuk mengimbangi suhu lingkungan yang rendah, sedangkan babi yang dipelihara pada suhu 25oC tidak perlu ada ekstra energi karena suhu lingkungannya sudah nyaman. Titik efektif temperature kritis yaitu suhu pada 5oC dimana biasanya hewan memproduksi panas secara berlebih melalui proses mengggigil. Selisih antara PP setelah makan dengan PP saat puasa itulah yang disebut dengan HI (Heat Increament).
Komentar
Artikel Teknik.com – Kumpulan Artikel Teknik
Home
Lowongan Kerja Teknik
Teknik Elektro
Teknik Fisika
Teknik Kimia
Teknik Komputer
Teknik Lingkungan
Teknik Otomotif
Teknik Perkapalan
Teknik Sipil
Teknik Umum